Translate

Monday, July 2, 2012

Penataan Lingkungan Kelas yang Kondusif Baik Fisik Maupun Nonfisik

Penataan Lingkungan Kelas yang Kondusif Baik Fisik Maupun Nonfisik


A.    Penataan Fisik Kelas yang Kondusif

Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Adapun ciri-ciri umum kelas yang kondusif yaitu rapi, bersih, sehat, tidak lembab, cukup cahaya yang meneranginya, sirkulasi udara cukup, perabot dalam keadaan baik, ditata dengan rapi, dan jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.
Menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial . Dan salah satu bentuk pengelolaan  kelas adalah dengan mengatur penataan tempat duduk siswa. Salah satu prinsip umum adalah bahwa siswa atau murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk bekerja dengan nyaman. Menurut Joachim 2002, ada tiga penataan tempat duduk yang bisa digunakan didalam kelas. Antara lain :
  1. Tempat duduk berbaris-baris. Penataan tempat duduk inio effektif untuk pengajaran seluruh kelas tetapi tidak efektif untuk kerja kelompok kecil atau diskusi kelas.
  2. Tempat duduk semi baris. Penataan tempat duduk yang cocok untuk kerja kelompok kecil tetapi kurang cocok untuk pengajaran seluruh kela dan diskusi kelas.
  3. Tempat duduk letter U. Penataan tempat duduk yang cocok untik pengajaran seluruh kelas tetapi tidak cocok untuk kerja kelompok kecil.
Dalam menajemen kelas yang efektif, lingkungan fiik merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, lingkungan fisik harus dapat ddesain secara baik dan lebih dari sekedar penataan barang-barang dikelas. Menurut Everston et al (2003) terdapat empat prinsip umum yang dapat dipakai dalam menata kelas, yaitu :
1.    Kurangi kepadatan ditempat lalu lalang.
2.    Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua anak.
3.    Materi pelajaran dan perlengkapan anak harus mudah diakses.
4.    Pastikan siswa dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Sedangkan menurut Loisell (Winataputra, 2003) Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menata lingkungan fisik kelas adalah sebagai berikut :

1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

2. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.

3. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.

4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.

5. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya guru juga mempertimbangan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun, dan lain sebagainya sehingga penataan lingkungan kelas dapat dikondisikan seefektif mungkin.

B.    Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif.

Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan atau suasana pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran.
Menurut Naim (2009), ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin menemukan momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan positif dalam diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya akan mampu mengakumulasi potensi diri para siswa untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.

Adapun lingkungan nonfisik (suasana) yang perlu diciptakan oleh seorang guru demi terselenggaranya kelas yang kondusif yaitu sebagai berikut :
  1. Interaksi siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya. Kembangkan interaksi yang nyaman antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar siswa akan terbatas.
  2. Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua siswa. Aturan yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas
  3. Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama. Sampaikan kepada semua siswa bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah siswa mendisain dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali, misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi.
  4. Refleksi. Tugaskan kepada setiap siswa untuk menuliskan refleksinya mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini guru akan memahami pakah ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum.

1 comment:

Luthfi hanifah said...

mbak saya mau tanya, mbak ada referensi design kelas ga? saya lagi butuh referensinya. terimakasih sebelumnya