Translate

Showing posts with label Classroom Management. Show all posts
Showing posts with label Classroom Management. Show all posts

Monday, July 2, 2012

Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas

PRINSIP-PRINSIP DALAM MANAJEMEN KELAS


A.    Prinsip Dasar Manajemen Kelas.

Pengelolaan kelas mengandung pengertian yaitu, proses pengelolaan kelas untuk menciptakan suasana dan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif.
Sedangkan prinsip dasar pengelolaan kelas adalah pegangan atau acuan yang dimiliki sebagai pokok dasar berfikir atau bertindak bagi seorang pendidik dalam usaha menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta mengembalikan kondisinya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif. Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah :
  1. Setiap anak harus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus diselesaikan atau tidak dapat melakukan tujuan yang diberikan kepadanya.
  2. Setiap anak terus melakukan pekerjaaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak beepakerja secepatnya agar cepat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Pengelolaan kelas sangat dibutuhkan untuk kelangsungan belajar mengajar yang optimal dan menghindari terjadinya gangguan dalam pengelolaan kelas.
Jadi, berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memilihara kondisi belajar yang optimal.  Sedangkan prinsip dari pengelolaan kelas yaitu cara atau pegagangan yang harus dimiliki guru dalam menciptakan suasana belajar dan mengembalikan suasana belajar apabila ada gangguan.

B.    Macam-Macam Prinsip dalam Manajemen Kelas

Prinsip-prinsip pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.    Hangat dan antusias
Hangat dan antusias merupakan salah satu peinsip yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2.    Tantangan (materi yang menantang kreatifitas, metode)
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3.    Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Penggunaan media dapat membuat pelajaran menjadi menarik, menghilangkan kejenuhana dan membantu siswa dan keterampilan. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.    Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mecegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Sikap dan tingkah laku, menonton dalam mengajar dapat menciptakan suasana belajar kondusif dan menarik, sehingga anak didik akan focus dan kosentrasi dalam belajar.


5.    Penekanan pada hal-hal yang positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yangpositif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6.    Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Untuk itu seorang guru dapat mendorong anak didik untuk dapat melaksanakan disiplin. Dan guru hendaknya menjadi teladan mengendalaikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin ana didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

7.    Stabilitas emosi yang stabil yaitu guru harus bisa menjaga emosi nya dan sabar dalam melatih perseta didik.

8.    Optimisme dan Percaya diri yaitu diharapkan guru punya  rasa kepercayaan diri yang kuat dalam mengajar.

9.    Keserderhanaan
(penampilan dan pakaianan)

10.    Adil yaitu seorang guru harus menyamakan peserta didik tanpa bembedakan gender nya yang kaya maupun siswa yang miskin, yang pintar mapun yang bodoh, adil dalam memberikan nilai.

11.    Humoris yatu seorang guru harus bisa membawa suasana belajar yang santai tidak kaku, kadang-kadang ada suatu  cerita yang membuat anak didik tertawa.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa dalam pengelolaan kelas guru harus bisa menjalankan prinsip yang terdapat diatas agar tujuan dari manajemen kelas dapat terlaksana dengan baik.

C.    Strategi untuk Mengimplementasikan Prinsip-prinsip Manajemen Kelas dalam Pembelajaran.


Strategi pengelolaan kelas adalah pola atau siasat yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenagkan dengan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas di atas dapat diimplikasikan guru dalam proses belajar mengajar dengan cara-cara sebagai berikut:

1.    Keteladanan

Keteladanan merupakan pemberian contoh dari seseorang pada orang lain. Seorang guru dalam mengadakan pendekatan kepada anak didiknya dapat dilakukan dengan memberikan keteladanan kepada anak didiknya dengan sikap dan tingkah laku yang baik. Dengan sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan oleh guru pada anak didiknya akan menimbulkan semangat bagi anak didik dalam pembelajaran.

2.    Pembiasaan
Pembiasaan adalah menerapkan sesuatu secara kontiniu agar menjadi sebuah kebiasaan.

3.    Melalui cerita atau contoh
Pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh anak didik ketika seorang guru dapat menerangkan pelajaran dengan memberikan contoh yang sesuai dengan materi pelajaran. Jadi guru diharapkan mampu membawa peserta didik mengikuti jalan cerita dengan berusaha membuat peserta didik memiliki pandangan yang rasional terhadap sesuatu.

4.    Terapan melalui kurikulum.

Dalam menerapkan kurikulum pada setiap mata pelajaran dapat diterapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas.
Hal-hal yang berkaitan dengan strategi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip pengelolaan kelas dalam pembelajaran ialah sebagai berikut:
a.    Guru memberikan teladan yang baik.
b.    Memberika tugas-tugas kepada siswa agar mereka merasa tertantang dan termotivasi untuk belajar.
c.    Menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi
d.    Melakukan berbagai percobaan.
e.    Berusaha memusatkan perhatian pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
f.    Memberikan motivasi serta semangat agar siswa tetap aktif dan berminat dalam belajar.
g.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran

Penataan Lingkungan Kelas yang Kondusif Baik Fisik Maupun Nonfisik

Penataan Lingkungan Kelas yang Kondusif Baik Fisik Maupun Nonfisik


A.    Penataan Fisik Kelas yang Kondusif

Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Adapun ciri-ciri umum kelas yang kondusif yaitu rapi, bersih, sehat, tidak lembab, cukup cahaya yang meneranginya, sirkulasi udara cukup, perabot dalam keadaan baik, ditata dengan rapi, dan jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.
Menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial . Dan salah satu bentuk pengelolaan  kelas adalah dengan mengatur penataan tempat duduk siswa. Salah satu prinsip umum adalah bahwa siswa atau murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk bekerja dengan nyaman. Menurut Joachim 2002, ada tiga penataan tempat duduk yang bisa digunakan didalam kelas. Antara lain :
  1. Tempat duduk berbaris-baris. Penataan tempat duduk inio effektif untuk pengajaran seluruh kelas tetapi tidak efektif untuk kerja kelompok kecil atau diskusi kelas.
  2. Tempat duduk semi baris. Penataan tempat duduk yang cocok untuk kerja kelompok kecil tetapi kurang cocok untuk pengajaran seluruh kela dan diskusi kelas.
  3. Tempat duduk letter U. Penataan tempat duduk yang cocok untik pengajaran seluruh kelas tetapi tidak cocok untuk kerja kelompok kecil.
Dalam menajemen kelas yang efektif, lingkungan fiik merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, lingkungan fisik harus dapat ddesain secara baik dan lebih dari sekedar penataan barang-barang dikelas. Menurut Everston et al (2003) terdapat empat prinsip umum yang dapat dipakai dalam menata kelas, yaitu :
1.    Kurangi kepadatan ditempat lalu lalang.
2.    Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua anak.
3.    Materi pelajaran dan perlengkapan anak harus mudah diakses.
4.    Pastikan siswa dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Sedangkan menurut Loisell (Winataputra, 2003) Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menata lingkungan fisik kelas adalah sebagai berikut :

1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

2. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.

3. Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.

4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.

5. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Selain seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya guru juga mempertimbangan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun, dan lain sebagainya sehingga penataan lingkungan kelas dapat dikondisikan seefektif mungkin.

B.    Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif.

Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan atau suasana pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran.
Menurut Naim (2009), ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin menemukan momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan positif dalam diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya akan mampu mengakumulasi potensi diri para siswa untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.

Adapun lingkungan nonfisik (suasana) yang perlu diciptakan oleh seorang guru demi terselenggaranya kelas yang kondusif yaitu sebagai berikut :
  1. Interaksi siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya. Kembangkan interaksi yang nyaman antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar siswa akan terbatas.
  2. Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua siswa. Aturan yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas
  3. Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama. Sampaikan kepada semua siswa bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah siswa mendisain dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali, misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi.
  4. Refleksi. Tugaskan kepada setiap siswa untuk menuliskan refleksinya mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini guru akan memahami pakah ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum.